YUSRIL ADI ISTIANTO
ABOUT DENTAL HEALTH
Selasa, 23 November 2021
Efek Samping Obat Tradisional Terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut
a) Menyebabkan
bau mulut.
Mengkonsumsi
bawang putih dalam pengobatan gigi dapat menimbulkan aroma menyengat khas
bawang putih. Hal ini sangat menggangu seseorang dalam beraktifitas atau saat
berkomunikasi dengan orang lain.
b) Menyebabkan
mual dan muntah
Mengkonsumsi bawang putih
pada pengobatan gigi dapat membuat seseorang merasa mual bahkan muntah untuk
orang yang blm pernah mengkonsumsi bawang putih secara langsung dan apabila
dikonsumsi secara berlebihan.
c) Menyebabkan
sakit kepala.
Bawang putih jika dikonsumsi dalam bentuk mentah akan
memicu sakit kepala.
Hal ini dikarenakan mengkonsumsi bawang putih mentah
dapat merangsang saraf trigeminal untuk melepaskan neuropeptida yang masuk ke
selaput otak dan memicu sakit kepala
d) Perut
kembung
Orang yang mengkonsumsi bawang dalam tindakan
pengobatan gigi dapat meicu perut menjadi kembung apalagi dalam keaadan perut
kosong.
e) Reaksi
alergi
Aroma dan karakteristik khas dari bawang dapat menyebabkan alergi . Seseorang yang memiliki riwayat alergi sangat rentan bereaksi bahkan terkadang reaksi alergi malah akan memicu gejala atau gangguan lain pada tubuh.
2. Garam
a) Berkumur
dengan air garam dapat menyebabkan kerusakan pada enamel jika dikonsumsi dalam
jangka waktu yang lama.
b) Menelan
air garam dapat menyebabkan kelebihan kadar natrium/sodium dalam darah yang
dapat berakibat tidak baik bagi tubuh dan pada pasien darah tinggi dapat
meningkatkan tekanan darahnya.
c) Mengkonsumsi atau meletakkan gaaram di area gigi secara berlebihan dapat mengiritasi selaput lendir.
3. Cengkah dan Minyak Cengkeh
a) Menyebabkan
sensitivitas pada mulut.
Mengkonsumsi
minyak cengkeh pada area gigi dan mulut dapat menyebabkan radang pada selaput
lendir di dinding bagian dalam mulut.
b) Meyebakan
kejang
Terlalu
banyak mengkonsumsi cengkeh dapat
meningkatkan risiko mengalami kejang karena menyebabkan aktivitas listrik yang
tidak teratur di dalam sel-sel otak, sehingga membuat rentan mengalami kejang
satu kali atau beberapa kali.
c) Meyebabkan
reaksi alergi
Kandungan eugenol dalam cengkeh dapat
menimbulkan reaksi alergi seperti ruam, gatal-gatal, pembengkakan tenggorokan,
d) Menurunkan
kadar gula darah
Mengkonsumsi atau memanfaatkan cengkeh secara berlebihan dalam pengobatan gigi dan mulut dapat mengurangi jumlah glukosa dalam aliran darah, sehingga sangat berbahaya bagi penderita hipoglikemia.
4. Kunyit
a) Dapat
memicu alergi
Biasanya jika seseorang alergi
terhadap jahe, maka besar kemungkinan orang tersebut juga alergi terhadap kunyit. Reaksi alergi
dapat berupa gatal pada kulit.
b) Menghambat
proses pembekuan darah
Kunyit memiliki sifat
anti-koagulannya yang dapat mengahmabat
proses pembekuan darah. Oleh karena itu orang yang mengalami pendarahan pada
area rongga mulut tidak dianjurkan mengkonsumsi kunyit pada pengobatan gigi.
c) Membahayakan
kondisi janin
Mengkonsumsi kunyit
secara berlebih pada rongga mulut dapat merangsang rahim untuk masuk sikuls
haid sehingga dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur dan keguguran. Oleh
karena itu tidak dianjurkan mengkonsumsi atau memanfaatkan kunyit secara
berlebihan bagi ibu hamil dan menyusui.
Pentingnya Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut Di Masa Pandemi
CARA MENJAGA KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI MASA PANDEMI
Mulut merupakan media transmisi dan berkembangnya
virus corona. Menjaga kesehatan gigi dan mulut selama pandemi dapat
meningkatkan sistem imunitas tubuh. Gigi dan mulut yang sehat dapat menjaga
kekebalan tubuh dan melawan berbagai virus dan bakteri yang masuk melalui
mulut. Untuk
menghindari terjadinya masalah pada gigi dan mulut, menjaga kebersihannya
merupakan suatu keharusan. Dengan kondisi gigi dan mulut yang sehat, Anda tidak
perlu pergi ke dokter sehingga bisa terhindar dari risiko terpapar virus
COVID-19.
Berikut beberapa tips yang Anda lakukan dalam upaya
menjaga kesehatan gigi dan mulut selama pandemi:
1.
Hindari
penumpukan plak
Plak merupakan sisa makanan, polusi, bakteri yang
menumpuk pada gigi dan gusi yang lama kelamaan dapat menjadi karang gigi.
Penumpukan plak membuat virus dan bakteri lebih mudah menempel dan berkembang
masuk ke dalam tubuh. Berbagai penyakit dapat muncul karena bakteri dari plak
yang masuk ke dalam aliran darah seperti penyakit kardiovaskular, stroke,
diabetes, penyakit pernapasan, dan kelahiran prematur. Penumpukan plak dapat
dicegah dengan membersihkan rongga mulut dengan tuntas.
2.
Menyikat gigi
secara teratur dengan teknik yang benar
Sikat gigi dengan benar dapat menjaga kesehatan
gigi dan mulut. Sikat gigi direkomendasikan dilakukan dua kali sehari. Waktu
yang ideal menggosok gigi adalah setelah sarapan dan sebelum tidur. Lama
menggosok gigi minimal tiga menit. Cara yang benar adalah dari area gusi yang
berwarna merah ke arah gigi yang berwarna putih. Pilih juga pasta gigi yang
mengandung fluoride karena baik untuk kesehatan gigi.
3.
Menggunakan
obat kumur
Sikat gigi saja belum cukup untuk membersihkan
seluruh rongga mulut. Studi menunjukkan gigi hanya merupakan bagian 25 persen
dari seluruh rongga mulut. Sikat gigi hanya menghilangkan 30-53 persen plak. PDGI
merekomendasikan rinsing atau berkumur-kumur dalam perawatan kebersihan rongga
mulut sehari-hari. Gunakan obat kumur antiseptik setelah menggosok gigi untuk
menjaga kebersihan rongga mulut. Kumur-kumur dapat mengurangi plak, mencegah
karang gigi, mencegah bau mulut, dan menjaga kesehatan gusi.
4.
Menggunakan
benang gigi
Gunakan benang gigi untuk membersihkan sisa makanan
di sela-sela gigi. Pasalnya, sikat gigi sering kai tak mampu menjangkau
sela-sela gigi yang rapat. Gunakan benang gigi untuk membersihkan gigi dan
mulut setelah menggosok gigi.
5.
Memakai masker
Selalu gunakan masker saat beraktivitas di luar
rumah. WHO menyatakan setiap orang yang berada di wilayah dengan virus corona
mesti menggunakan masker. Masker dapat melindungi rongga mulut dari polusi
serta berbagai bakteri dan virus. Ganti masker apabila sudah basah atau
digunakan lebih dari empat jam.
6.
Konsultasi
dengan dokter gigi
Pemeriksaan gigi direkomendasikan dilakukan setiap
enam bulan sekali. Pada masa pandemi Covid-19, konsultasi langsung
disarankan untuk ditunda. Namun, Anda tetap dapat berkonsultasi dengan dokter
gigi melalui telemedis atau secara online. Jika harus ke dokter gigi, pastikan
klinik atau rumah sakit beserta dokter menerapkan protokol kesehatan yang ketat
seperti menggunakan alat pelindung diri (APD) yang lengkap.
Senin, 09 Agustus 2021
Pelayanan Kesehatan Gigi Di Poliklinik Gigi Rumah Sakit Di Masa Pandemi
Pandemi Covid-19 ini mengakibatkan perubahan
pada pelayanan kesehatan yang dilakukan di rumah sakit. Dalam rangka mewujudkan
status kesehatan masyarakat yang optimal, maka berbagai upaya harus
dilaksanakan, salah satu di antaranya adalah menyelenggarakan pelayanan
kesehatan. Rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan
sangat dituntut untuk dapat mengembangkan pelayanan dengan nilai lebih untuk
masyarakat. Layanan kesehatan gigi dan mulut adalah salah satu jenis pelayanan
yang disediakan oleh rumah sakit. (Limirang dan Bachtiar,
2021).
Kesehatan gigi dan mulut berperan penting dalam kesehatan secara sistemik. Bakteri patogen rongga mulut dan produknya seperti antigen dan endotoksin dapat ikut masuk bersama aliran darah atau saluran pernapasan yang dapat memicu penyakit imunokompromais seperti diabetes melitus, penyakit jantung dan pernafasan. Menjaga kondisi gigi dan mulut tetap sehat di masa pandemi Covid-19 ini sangatlah penting karena kondisi sistemik yang buruk dan penyakit komorbid merupakan faktor resiko tertular Covid-19. (Nasutianto dkk, 2020). Berdasarkan uraian tersebut maka penulis akan menyajikan bagaimana pelayanan kesehatan gigi di poliklinik gigi rumah sakit dimasa pandemi.
Pelayanan kesehatan gigi
dan mulut dapat dibedakan menjadi tiga aspek, yaitu : aspek promotif, aspek
preventif dan kuratif sederhana.
1. Aspek
Promotif
Seperti halnya promosi
kesehatan di tatanan-tatanan lainnya, pada umumnya promosi kesehatan dengan menggunakan
metode langsung dan tidak langsung. .(Marlindayanti dkk, 2018)
a. Secara Langsung
Dengan adanya pandemi
covid-19, penyuluhan kesehatan gigi harus memperhatikan protokol kesehatan agar
meminimalisir penyebaran virus. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain :
1)
Melakukan penyuluhan individu secara dua arah terhadap pasien
kesehatan gigi dengan memakai alat pelindung diri (APD) dengan media alat
peraga atau sejenisnya
2)
Melakukan penyuluhan terhadap pasien dan keluarga pasien atau
bahkan pasien lain yang berada di
ruang tunggu dengan metode ceramah dan demonstrasi
dengan bantuan media video penyuluhan ataupun power point. Operator menjelaskan materi kesehatan gigi dengan
tetap menerapkan protokol kesehatan.
b. Secara Tidak langsung
Menurut Notoatmodjo dalam Marlindayanti, promosi atau penyuluhan
secara tidak langsung berarti menggunakan media dan antara petugas promosi
kesehatan tidak dapat bertatap muka dengan pasien atau keluarga pasien sebagai
client.
Kegiatan yang dapat
dilakukan antara lain :
1) Menempel poster, leaflet
dan booklet pada sudut dinding poli gigi dengan tujuan pasien yang berkunjung
dapat membaca dan memahami isi dari media tersebut. Misalnya menempel poster
tentang cara menjaga kesehatan gigi di masa pandemi, menempel poster
dan leaflet tentang gigi berlubang.
2) Mendesain ruang poli
gigi dengan semenarik mungkin, misalnya dengan desain bentuk miniatur gigi,
menempel miniatur buah dan sayur dengan tujuan pasien yang berkunjung khususnya
anak-anak menjadi tertarik dan tidak takut berkunjung ke poli gigi.
- Aspek
Preventif
Sumber : https://rstpadangsidimpuan.com/wp-content/uploads/2020/12/GIGI-3.jpeg
Pelayanan asuhan
kesehatan gigi dan mulut bidang preventif berhubungan dengan cabang ilmu preventif dentistry, yang terdiri dari
menyikat gigi, tindakan scaling, topikal aplikasi fluor, kumur-kumur larutan
fluor, dan pit dan fissure sealant.(Marlindayanti
dkk, 2018).
Dalam masa pandemi
tindakan pelayanan kesehatan harus menerapkan protokol kesehatan agar
menghindari penyebaran virus covid-19, berikut adalah hal yang harus dilakukan
dokter gigi atau perawat gigi.
a. Pasien yang memerlukan
perawatan gigi dan mulut dapat dilakukan screening
terlebih dahulu melalui telepon dengan menanyakan kondisi klinis pasien.
b. Pasien disarankan untuk
melakukan tes reverse-transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR) sebelum
melakukan pemeriksaan (Yu dkk., 2020).
c. Pasien yang telah
terlanjur mendatangi unit perawatan gigi dilakukan screening dan pengecekan
suhu secara langsung (Graham dan Mizen, 2020).
d. Pasien yang dirasa cukup
melakukan konsultasi melalui telepon atau video call tanpa memerlukan tindakan
tidak perlu mengadakan pertemuan langsung (Hammond dkk, 2020)
e. Metode perawatan yang
digunakan meliputi menggunakan dan membuka alat pembersih setiap 4 jam sekali (satu
kali pakai), luka pada bibir akibat penggunaan ventilator dapat diterapi dengan
gel untuk mulut kering yang diaplikasikan setelah menggosok gigi, pasta gigi
yang digunakan harus tidak mengandung Sodium Lauryl Sulphate (SLS) untuk
mencegah terjadinya resiko iritasi di dalam mulut seperti masalah gusi dan
sariawan, dan menggunakan mouthwash yang mengandung hydrogen perokside,
povidone iodine karena terbukti efektif dalam mengeradikasi bakteri (Forrester
dkk, 2021; Wang dkk 2021).
f. Tindakan pembersihan karang
gigi oleh tekanan udara dan scaler
ultrasonic dapat menimbulkan aerosol sehingga dokter dan perawat gigi wajib
menggunakan Alat Pelindung Diri level 3 sesuai dengan Standar Prosedur
Operasional (SOP).
- Aspek Kuratif
Sederhana
Sumber:https://img.beritasatu.com/cache/beritasatu/620x350-2/1590027069.jpg,
Upaya kuratif sederhana dalam kesehatan gigi berupa kegiatan:
a) pencabutan gigi susu
b) penumpatan dengan teknik atraumatic restorative treatment (ART)
c) penumpatan dengan bahan
amalgam
d) melakukan rujukan
Pelayanan Medik
dilaksanakan sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SOP) pelayanan yang
berlaku. Penggunaan obat kumur antiseptik sebelum dilakukan tindakan prosedur
pemeriksaan gigi dan mulut pada setiap pasien adalah merupakan salah satu upaya
untuk mencegah penyebaran virus SARS-CoV2.
Para dokter takut
melakukan anastesi lokal pada pasien di awal masa pandemi karena
khawatir tertular COVID-19, penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa pemberian
anastesi lokal pada operasi bedah mulut dengan menerapkan protokol kesehatan
dapat meminimalisir terjadinya transmisi virus.
Prosedur higienitas
untuk mencegah infeksi meliputi menganjurkan staf untuk rutin mencuci tangan
dengan menggunakan sabun serta diakhiri dengan handsainitaizer sebelum dan
setelah melakukan
Tidak ada perbedaan
pengobatan yang signifikan antara sebelum dan selama pandemi COVID-19
berlangsung pada diagnosis traumatis dan non-traumatis (Wu dkk., 2021).