Senin, 09 Agustus 2021

Pelayanan Kesehatan Gigi Di Poliklinik Gigi Rumah Sakit Di Masa Pandemi



Gambar 2.1 Desain Poliklinik di masa pandemi

Pandemi Covid-19 ini mengakibatkan perubahan pada pelayanan kesehatan yang dilakukan di rumah sakit. Dalam rangka mewujudkan status kesehatan masyarakat yang optimal, maka berbagai upaya harus dilaksanakan, salah satu di antaranya adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan sangat dituntut untuk dapat mengembangkan pelayanan dengan nilai lebih untuk masyarakat. Layanan kesehatan gigi dan mulut adalah salah satu jenis pelayanan yang disediakan oleh rumah sakit. (Limirang dan Bachtiar, 2021).

Kesehatan gigi dan mulut berperan penting dalam kesehatan secara sistemik. Bakteri patogen rongga mulut dan produknya seperti antigen dan endotoksin dapat ikut  masuk bersama aliran darah atau saluran pernapasan yang dapat memicu penyakit imunokompromais seperti diabetes melitus, penyakit jantung dan pernafasan. Menjaga kondisi gigi dan mulut tetap sehat di masa pandemi Covid-19 ini sangatlah penting karena kondisi sistemik yang buruk dan penyakit komorbid merupakan faktor resiko tertular Covid-19. (Nasutianto dkk, 2020). Berdasarkan uraian tersebut maka penulis akan menyajikan bagaimana pelayanan kesehatan gigi di poliklinik gigi rumah sakit dimasa pandemi.

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dapat dibedakan menjadi tiga aspek, yaitu : aspek promotif, aspek preventif dan kuratif sederhana.

1.    Aspek Promotif

Seperti halnya promosi kesehatan di tatanan-tatanan lainnya, pada umumnya promosi kesehatan dengan menggunakan metode langsung dan tidak langsung. .(Marlindayanti dkk, 2018)

a.    Secara Langsung

Dengan adanya pandemi covid-19, penyuluhan kesehatan gigi harus memperhatikan protokol kesehatan agar meminimalisir penyebaran virus. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain :

1)        Melakukan penyuluhan individu secara dua arah terhadap pasien kesehatan gigi dengan memakai alat pelindung diri (APD) dengan media alat peraga atau sejenisnya

2)        Melakukan penyuluhan terhadap pasien dan keluarga pasien atau bahkan pasien lain yang berada di ruang tunggu dengan metode ceramah dan demonstrasi dengan bantuan media video penyuluhan ataupun power point. Operator menjelaskan materi kesehatan gigi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

b.    Secara Tidak langsung

Menurut Notoatmodjo dalam Marlindayanti, promosi atau penyuluhan secara tidak langsung berarti menggunakan media dan antara petugas promosi kesehatan tidak dapat bertatap muka dengan pasien atau keluarga pasien sebagai client.

Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain :

1)   Menempel poster, leaflet dan booklet pada sudut dinding poli gigi dengan tujuan pasien yang berkunjung dapat membaca dan memahami isi dari media tersebut. Misalnya menempel poster tentang cara menjaga kesehatan gigi di masa pandemi, menempel poster dan leaflet tentang gigi berlubang.

2)   Mendesain ruang poli gigi dengan semenarik mungkin, misalnya dengan desain bentuk miniatur gigi, menempel miniatur buah dan sayur dengan tujuan pasien yang berkunjung khususnya anak-anak menjadi tertarik dan tidak takut berkunjung ke poli gigi.


Gambar. Poster sebagai media penyuluhanSumber : http://e-journal.unmas.ac.id/index.php/prosidingwebinarwanita/article/view/1257/1163

 

  1. Aspek Preventif
Gambar. Tindakan scaling di masa pandemi

Sumber : https://rstpadangsidimpuan.com/wp-content/uploads/2020/12/GIGI-3.jpeg

Pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut bidang preventif berhubungan dengan cabang ilmu preventif dentistry, yang terdiri dari menyikat gigi, tindakan scaling, topikal aplikasi fluor, kumur-kumur larutan fluor, dan pit dan fissure sealant.(Marlindayanti dkk, 2018).

Dalam masa pandemi tindakan pelayanan kesehatan harus menerapkan protokol kesehatan agar menghindari penyebaran virus covid-19, berikut adalah hal yang harus dilakukan dokter gigi atau perawat gigi.

a.    Pasien yang memerlukan perawatan gigi dan mulut dapat dilakukan screening terlebih dahulu melalui telepon dengan menanyakan kondisi klinis pasien.

b.    Pasien disarankan untuk melakukan tes reverse-transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR) sebelum melakukan pemeriksaan (Yu dkk., 2020).

c.    Pasien yang telah terlanjur mendatangi unit perawatan gigi dilakukan screening dan pengecekan suhu secara langsung (Graham dan Mizen, 2020).

d.    Pasien yang dirasa cukup melakukan konsultasi melalui telepon atau video call tanpa memerlukan tindakan tidak perlu mengadakan pertemuan langsung (Hammond dkk, 2020)

e.    Metode perawatan yang digunakan meliputi menggunakan dan membuka alat pembersih setiap 4 jam sekali (satu kali pakai), luka pada bibir akibat penggunaan ventilator dapat diterapi dengan gel untuk mulut kering yang diaplikasikan setelah menggosok gigi, pasta gigi yang digunakan harus tidak mengandung Sodium Lauryl Sulphate (SLS) untuk mencegah terjadinya resiko iritasi di dalam mulut seperti masalah gusi dan sariawan, dan menggunakan mouthwash yang mengandung hydrogen perokside, povidone iodine karena terbukti efektif dalam mengeradikasi bakteri (Forrester dkk, 2021; Wang dkk 2021).

f.     Tindakan pembersihan karang gigi oleh tekanan udara dan scaler ultrasonic dapat menimbulkan aerosol sehingga dokter dan perawat gigi wajib menggunakan Alat Pelindung Diri level 3 sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SOP).

  1. Aspek Kuratif Sederhana

Gambar.Tindakan penambalan dimasa pandemic

Sumber:https://img.beritasatu.com/cache/beritasatu/620x350-2/1590027069.jpg,

Upaya kuratif sederhana dalam kesehatan gigi berupa kegiatan:

a)    pencabutan gigi susu

b)   penumpatan dengan teknik atraumatic restorative treatment (ART)

c)    penumpatan dengan bahan amalgam

d)   melakukan rujukan

Pelayanan Medik dilaksanakan sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SOP) pelayanan yang berlaku. Penggunaan obat kumur antiseptik sebelum dilakukan tindakan prosedur pemeriksaan gigi dan mulut pada setiap pasien adalah merupakan salah satu upaya untuk mencegah penyebaran virus SARS-CoV2.

Para dokter takut melakukan anastesi lokal pada pasien di awal masa pandemi karena khawatir tertular COVID-19, penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa pemberian anastesi lokal pada operasi bedah mulut dengan menerapkan protokol kesehatan dapat meminimalisir terjadinya transmisi virus.

Prosedur higienitas untuk mencegah infeksi meliputi menganjurkan staf untuk rutin mencuci tangan dengan menggunakan sabun serta diakhiri dengan handsainitaizer sebelum dan setelah melakukan

Tidak ada perbedaan pengobatan yang signifikan antara sebelum dan selama pandemi COVID-19 berlangsung pada diagnosis traumatis dan non-traumatis (Wu dkk., 2021).

 

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar