Pandemi Covid-19 ini mengakibatkan perubahan
pada pelayanan kesehatan yang dilakukan di rumah sakit. Dalam rangka mewujudkan
status kesehatan masyarakat yang optimal, maka berbagai upaya harus
dilaksanakan, salah satu di antaranya adalah menyelenggarakan pelayanan
kesehatan. Rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan
sangat dituntut untuk dapat mengembangkan pelayanan dengan nilai lebih untuk
masyarakat. Layanan kesehatan gigi dan mulut adalah salah satu jenis pelayanan
yang disediakan oleh rumah sakit. (Limirang dan Bachtiar,
2021).
Kesehatan gigi dan mulut berperan penting dalam kesehatan secara sistemik. Bakteri patogen rongga mulut dan produknya seperti antigen dan endotoksin dapat ikut masuk bersama aliran darah atau saluran pernapasan yang dapat memicu penyakit imunokompromais seperti diabetes melitus, penyakit jantung dan pernafasan. Menjaga kondisi gigi dan mulut tetap sehat di masa pandemi Covid-19 ini sangatlah penting karena kondisi sistemik yang buruk dan penyakit komorbid merupakan faktor resiko tertular Covid-19. (Nasutianto dkk, 2020). Berdasarkan uraian tersebut maka penulis akan menyajikan bagaimana pelayanan kesehatan gigi di poliklinik gigi rumah sakit dimasa pandemi.
Pelayanan kesehatan gigi
dan mulut dapat dibedakan menjadi tiga aspek, yaitu : aspek promotif, aspek
preventif dan kuratif sederhana.
1. Aspek
Promotif
Seperti halnya promosi
kesehatan di tatanan-tatanan lainnya, pada umumnya promosi kesehatan dengan menggunakan
metode langsung dan tidak langsung. .(Marlindayanti dkk, 2018)
a. Secara Langsung
Dengan adanya pandemi
covid-19, penyuluhan kesehatan gigi harus memperhatikan protokol kesehatan agar
meminimalisir penyebaran virus. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain :
1)
Melakukan penyuluhan individu secara dua arah terhadap pasien
kesehatan gigi dengan memakai alat pelindung diri (APD) dengan media alat
peraga atau sejenisnya
2)
Melakukan penyuluhan terhadap pasien dan keluarga pasien atau
bahkan pasien lain yang berada di
ruang tunggu dengan metode ceramah dan demonstrasi
dengan bantuan media video penyuluhan ataupun power point. Operator menjelaskan materi kesehatan gigi dengan
tetap menerapkan protokol kesehatan.
b. Secara Tidak langsung
Menurut Notoatmodjo dalam Marlindayanti, promosi atau penyuluhan
secara tidak langsung berarti menggunakan media dan antara petugas promosi
kesehatan tidak dapat bertatap muka dengan pasien atau keluarga pasien sebagai
client.
Kegiatan yang dapat
dilakukan antara lain :
1) Menempel poster, leaflet
dan booklet pada sudut dinding poli gigi dengan tujuan pasien yang berkunjung
dapat membaca dan memahami isi dari media tersebut. Misalnya menempel poster
tentang cara menjaga kesehatan gigi di masa pandemi, menempel poster
dan leaflet tentang gigi berlubang.
2) Mendesain ruang poli
gigi dengan semenarik mungkin, misalnya dengan desain bentuk miniatur gigi,
menempel miniatur buah dan sayur dengan tujuan pasien yang berkunjung khususnya
anak-anak menjadi tertarik dan tidak takut berkunjung ke poli gigi.
- Aspek
Preventif
Sumber : https://rstpadangsidimpuan.com/wp-content/uploads/2020/12/GIGI-3.jpeg
Pelayanan asuhan
kesehatan gigi dan mulut bidang preventif berhubungan dengan cabang ilmu preventif dentistry, yang terdiri dari
menyikat gigi, tindakan scaling, topikal aplikasi fluor, kumur-kumur larutan
fluor, dan pit dan fissure sealant.(Marlindayanti
dkk, 2018).
Dalam masa pandemi
tindakan pelayanan kesehatan harus menerapkan protokol kesehatan agar
menghindari penyebaran virus covid-19, berikut adalah hal yang harus dilakukan
dokter gigi atau perawat gigi.
a. Pasien yang memerlukan
perawatan gigi dan mulut dapat dilakukan screening
terlebih dahulu melalui telepon dengan menanyakan kondisi klinis pasien.
b. Pasien disarankan untuk
melakukan tes reverse-transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR) sebelum
melakukan pemeriksaan (Yu dkk., 2020).
c. Pasien yang telah
terlanjur mendatangi unit perawatan gigi dilakukan screening dan pengecekan
suhu secara langsung (Graham dan Mizen, 2020).
d. Pasien yang dirasa cukup
melakukan konsultasi melalui telepon atau video call tanpa memerlukan tindakan
tidak perlu mengadakan pertemuan langsung (Hammond dkk, 2020)
e. Metode perawatan yang
digunakan meliputi menggunakan dan membuka alat pembersih setiap 4 jam sekali (satu
kali pakai), luka pada bibir akibat penggunaan ventilator dapat diterapi dengan
gel untuk mulut kering yang diaplikasikan setelah menggosok gigi, pasta gigi
yang digunakan harus tidak mengandung Sodium Lauryl Sulphate (SLS) untuk
mencegah terjadinya resiko iritasi di dalam mulut seperti masalah gusi dan
sariawan, dan menggunakan mouthwash yang mengandung hydrogen perokside,
povidone iodine karena terbukti efektif dalam mengeradikasi bakteri (Forrester
dkk, 2021; Wang dkk 2021).
f. Tindakan pembersihan karang
gigi oleh tekanan udara dan scaler
ultrasonic dapat menimbulkan aerosol sehingga dokter dan perawat gigi wajib
menggunakan Alat Pelindung Diri level 3 sesuai dengan Standar Prosedur
Operasional (SOP).
- Aspek Kuratif
Sederhana
Sumber:https://img.beritasatu.com/cache/beritasatu/620x350-2/1590027069.jpg,
Upaya kuratif sederhana dalam kesehatan gigi berupa kegiatan:
a) pencabutan gigi susu
b) penumpatan dengan teknik atraumatic restorative treatment (ART)
c) penumpatan dengan bahan
amalgam
d) melakukan rujukan
Pelayanan Medik
dilaksanakan sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SOP) pelayanan yang
berlaku. Penggunaan obat kumur antiseptik sebelum dilakukan tindakan prosedur
pemeriksaan gigi dan mulut pada setiap pasien adalah merupakan salah satu upaya
untuk mencegah penyebaran virus SARS-CoV2.
Para dokter takut
melakukan anastesi lokal pada pasien di awal masa pandemi karena
khawatir tertular COVID-19, penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa pemberian
anastesi lokal pada operasi bedah mulut dengan menerapkan protokol kesehatan
dapat meminimalisir terjadinya transmisi virus.
Prosedur higienitas
untuk mencegah infeksi meliputi menganjurkan staf untuk rutin mencuci tangan
dengan menggunakan sabun serta diakhiri dengan handsainitaizer sebelum dan
setelah melakukan
Tidak ada perbedaan
pengobatan yang signifikan antara sebelum dan selama pandemi COVID-19
berlangsung pada diagnosis traumatis dan non-traumatis (Wu dkk., 2021).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar